Skip to content

“PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH HITAM INDONESIA“ adalah salah satu kelompok perusahaan yang bergerak dalam usaha pertambangan khusus dalam bidang mineral galena atau logam bijih timah hitam yang saat ini berkonsentrasi di wilayah Aceh, Sumatra Utara sampai ke arah selatan yaitu Sumatra Barat.

“PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH HITAM INDONESIA“ adalah kelompok perusahaan yang selalu berkomitmen sesuai dengan visi dan misinya yaitu membangun kemitraan dengan masyarakat dalam melakukan kegiatan, yaitu mensejahterakan masyarakat di berbagai kegiatan social ekonomi.

“PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH HITAM INDONESIA“ merupakan perusahaan tambang yang semata mata tidak hanya mengejar keuntungan perusahaan, tetapi lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat setempat dengan cara memberdayakan dan melibatkan masyarakat setempat sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.

Seiring dengan perkembangan populasi dunia yang semakin banyak, bisa dipastikan kebutuhan akan sandang, pangan, papan manusia juga akan semakin banyak dan kompleks, terutama dalam menunjang kehidupan manusia itu sendiri, mulai dari bahan pangan sampai dengan kebutuhan-kebutuhan penunjang lainnya untuk memperolah hidup layak.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sumber daya, yang secara geografis Indonesia termasuk salah satu Negara yang mempunyai sumber daya alam yang sangat melimpah karena berada di daerah khatulistiwa sekaligus menjadi jalur cincin api bumi mulai dari ujung barat sampai ke timur, dari Aceh sampai Papua.

Karena berada dalam jalur cincin api bumi maka banyak terdapat gunung-gunung yang hampir setiap pulau yang besar selalu ada gunung-gunung sebagai sumber kehidupan, selain itu terdapat sumber daya alam yang cukup melimpah mulai dari minyak bumi, batubara, mineral logam dan masih banyak lagi yang bisa bermanfaat untuk kehidupan.

Kondisi geologis Indonesia juga dipengaruhi oleh pertemuan tiga lempeng litosfer yaitu Lempeng Samudra Indo-Australia, Lempeng Samudra Pasifik dan Lempeng Eurasia. Lempeng Samudra Indo-Australia dan Lempeng Samudra Pasifik termasuk sebagai lempeng samudra, sehingga keberadaannya di kelilingi oleh cincin api (ring of fire).

Ring of fire atau cincin api ini hampir meliputi seluruh daratan pulau-pulau besar yang tersebar dan ditandai dengan banyaknya gunung-gunung di setiap pulaunya, mulai dari pulau Sumatra dengan Pegunungan Bukit barisan yang memanjang dari ujung utara (propinsi Aceh) sampai Ujung selatan (propinsi Lampung), Jawa Bali, Sulawesi Halmahera dsb.

Selain banyaknya gunung api, sumber daya alam sangat melimpah di sekitarnya akibat dari pertemuan lempeng Samudra Indo-Australia, Lempeng Samudra Pasifik dan Lempeng Eurasia diantaranya adalah berbagai mineral logam bijih timah hitam (galena), emas (Au), Perak (Ag), Platina (Pt), Zing (Zn) dan logam lainnya yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia.

Target “PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH HITAM INDONESIA“ dalam operasionalnya dipusatkan dan dikonsentrasikan pada wilayah propinsi Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat dimana pada daerah-daerah ini banyak sekali kandungan mineral galena atau bijih timah hitam yang tersebar dan sangat luas.

Secara nasional kebutuhan industri akan hasil dari pengolahan mineral logam bijih timah hitam (PbS) dan mineral pengikutnya semangkin besar. oleh karena itu pengunaan mineral logam bijih timah hitam (PbS) sebagai industri logam semakin besar.

Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh salah satu Provinsi yang memiliki sumber daya mineral berupa endapan mineral logam bijih timah hitam dalam jumlah yang cukup banyak.

Potensi sumber mineral logam bijih timah hitam di Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh tersebar dibeberapa tempat, hal ini merupakan modal dasar dalam memujudkan Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh sebagai salah satu penghasil mineral logam bijih timah hitam, khususnya untuk penyediaan bahan baku industri logam.

Mengingat hal ini kami dari “PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH HITAM INDONESIA“ melakukan menyelidiki potensi sumber daya alam mineral logam bijih timah hitam di wilayah, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh, Hasil dari kegiatan eksplorasi ini akan sangat berguna untuk mengetahui potensi sumber daya alam mineral logam bijih timah hitam dan logam lainya di daerah tersebut.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penyelidikan mineral logam bijih timah hitam (PbS), Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh, dibagi menjadi beberapa tahap. Adapun tahap tersebut adalah sebagai berikut:

  • Mengumpulkan data/informasi dari peneliti terdahulu yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian, thesis, desertasi dan buletin-buletin.
  • Studi literatur dan pengkajian pustaka dari lembaga-lembaga seperti Direktorat Geologi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral, dan sebagainya.
  • Hasil pengkajian pustaka ini setidaknya dapat memberikan gambaran awal dari keberadaan potensi zona mineralisasi dan zona alterasi (ubahan), host rock, country rock, geometri mineralisasi, kualitas, dan infrastruktur
  • Penyiapan peta rupa bumi skala 1 : 25.000, peta citra landsat, peta geologi skala 1 : 250.000 lembar Leuidamar, menyiapkan alat survai yaitu kompas dan palu geologi, sunto, GPS, alat ukur, loupe, dan sebagainya
  • Interpertasi peta rupabumi, citra landsat, dan peta geologi  Penentuan daerah potensial zona mineralisai berdasarkan peta geologi dengan indikasi alterasi, pembuatan model geologi

Kegiatan ini dilakukan untuk penelitian batasan ubahan (alterasi), mineral-mineral logam yang terubah, jenis ubahan (alterasi), dan source rock yang menyebabkan terbentuknya ubahan dan mineralisasi tersebut. Kegiatan ini juga untuk mengetahui aspek geologi yang meliputi kontrol struktur, stratigrafi, morfologi dan jenis batuan.

Data geologi ini akan membantu dalam penentuan indikasi jenis ubahan (alterasi), data-data di lapangan akan direkam dalam suatu buku lapangan yang terbuat dari bahan yang tahan air dan kemudian di plot di peta dasar, selain itu juga dilakukan dokumentasi foto untuk informasi keadaan fisik ubahan (alterasi) dan singkapan mineral logam di lapangan.

Analisa kualitas contoh dimaksudkan untuk mengetahui kandungan mineral logam yang meliputi Pb, Cu, Au dan Ag. Pengambilan contoh dilakukan pada singkapan yang segar dan insitu, analisa contoh kualitas dilakukan di Laboratorium Pengujian Kimia Mineral dan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Mineral logam adalah mineral yang dapat menghasilkan logam seperti: emas, tembaga, besi, timah hitam, seng, perak dan lain – lain. Penggolongan endapan mineral terutama didasarkan pada sifat-sifat kimia yang hampir bersamaan serta beberapa sifat lain yang mempunyai banyak persamaan antara lain asosiasi dan cara pengendapannya.

Pembagian secara garis besar daripada endapan mineral logam adalah:

  • Mineral logam berharga (The Precious Metal) yang termasuk kedalam golongan ini adalah : emas, perak dan platina.
  • Mineral logam non ferrous (The Non Ferrous Metal) yang termasuk golongan ini adalah tembaga, timah hitam, seng, timah putih dan aluminium.
  • Mineral logam besi dan campuran (Iron and Ferroally Metal) yang termasuk kedalam golongan ini adalah mineral yang mengandung logam besi, mangan, nikel, khrominum, tugsten, vanadium dan cobalt.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan daerah penyelidikan mengalami alterasi yang kuat, sehingga menghasilkan mineral logam seperti : Pb, Ag, Au dan Cu yang di temukan pada zona alterasi Argilik, Advance Argilik dan Potasik. Secara megaskopis berwarna hitam kecoklatan, segar – lapuk, oksida besi, manganis, pyrite disseminated, milky, sugary quartz, vuggy, malakit, azurite, dan calsedon. Berdasarkan penyelidikan di lapangan di temukan 4 tubuh bijih (ore body) yang berupa stockwork dan veinlet kuarsa.

Perhitungan cadangan mineral logam didasarkan dari pemetaan geologi permukaan dan dibantu dengan pengukuran geolistrik untuk memperkirakan sebaran vertikal / bawah permukaannya, yang diperkirakan mengandung mineral logam tersebut. Proses gridding / pembuatan kontur struktur dengan menggunakan perhitungan statistik Variogram dengan metode interpolasi Kriging dari body mineral logam tersebut untuk bagian atas (top structure) dan bagian bawah (bottom structure) body mineral logam tersebut sehingga dapat diketahui ketebalan semu (isopach) serta cadangannya (resources).

Dalam perhitungan cadangan (resources) mineral ini digunakan asumsi berat jenis (BJ) = 5, mengingat terdapat berbagai mineral pembawa logam seperti Malachite (BJ = 4), Chalcopyrite (BJ = 4,2), Pyrite (BJ = 5), Sphalerite (3,75) dan Galena sendiri (BJ = 7,5) maka digunakan asumsi BJ rata – rata untuk perhitungan cadangan adalah BJ = 5. Berdasarkan asumsi BJ = 5 dan hasil perhitungan cadangan.

Setelah perusahaan mendapatkan perijinan dalam pengelolaan usaha pertambangan maka akan dilakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, mulai dari kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pengangkutan serta penjualan sesuai dengan perijinan yang telah diberikan pemerintah kepada perusahaan.

Kegiatan Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan untuk mengetahui bentuk, volume, tonase sumber daya bijih timah hitam serta kadar bijih timah hitam di suatu lokasi.

  • Mapping

Peralatan sebagai penunjang survey pemetaan awal adalah kompas geologi, GPS, palu geologi, Loup, HCl dan kantong sample serta beberapa alat yang diperlukan untuk survey awal untuk mendapatkan data analisa awal.

Pemetaan geologi selalu dilakukan sebelum dilakukan eksploitasi produksi untuk mengetahui penyebaran mineral yang dimaksud agar diperoleh tepatnya penyebarannya, hal ini dilakukan untuk semakin mengkerucutnya lokasi yang dianggap potensial mengandung timah hitam secara permukaan, kemudian di analisa untuk mengetahui penyebarannya ke dalam permukaan bumi.

Pemetaan geologi biasanya dilakukan adalah dengan cara mengukur dip, strike perlapisan yang ditemui, dianalisa bentuk-bentuk perlapisannya dan segala bentuk permukaan yang ditemui dalam survey kemudian dikumpulkan, digambar dalam satu peta kemudian dianalisa secara lebih detail agar dapat memperoleh gambaran tentang bentuk cadangan yang dilakukan pemetaan.

  • Analisa Awal

Hasil dari lapangan kemudian dikumpulkan dan diplot ke dalam peta untuk dianalisa untuk mengetahui sejauh mana penyebaran mineral timah hitam yang dimaksud, semakin banyak data yang diambil aakan semakin memudahkan untuk analisa data mendapatkan hasil yang mendekati kebenaran. Sedangkan sample (conto) yang diperoleh akan dikirim ke laboratorium yang dilakukan analisa kadar dari setiap sample yang didapat di lapangan agar diketahui pola-pola kadar yang terbentuk di lapangan.

  • Pemetaan Dalam Permukaan

Setelah memperoleh hasil analisa permukaan kemudian dilakukan analisa dalam permukaan untuk mengetahui bentuk mineral yang terbentuk (mengetahui ore body) dengan menggunakan analisa geolistrik, geomagnet dengan perhitungan metode analisa cadangan Krigging.

Hasil yang diperoleh akan dapat memberikan bentuk penyebaran yang ada di bawah permukaan tanah secara tiga dimensi bentuk orebodynya, dapat berupa urat (vein), dike dan lain sebagainya, tetapi masih dalam bentuk orebody, mineral yang tergabung dalam kumpulan mineral, dimana biasanya orebody nya masih mengandung mineral gabungan, ada emas, perak, platina, timah hidyam dan lain sebagainya.

  • Pemboran Eksplorasi.

Untuk lebih mengetahui bentuk sebenarnya setelah pemetaan geolistrik/ geomagnet yang hanya mengetahui bentuk orebody saja, maka perlu dilakukan pemboran inti core (core dilling) dengan inti berukuran tertentu sesuai dengan analisa geologi sebelumnya.

Dari hasil pemboran, maka setiap inti core akan dianalisa bentuk urat (vein) yang ada, kemiringan dan sebagainya sehingga dapat lebih detail hasil analisa, dimana hasil analisa geologi permukaan digabungkan dengan analisa dalam permukaan sehingga dapat diperkirakan benyuk mineral yang dimaksud yang ada di dalam permukaan tanah.

  • Perhitungan Cadangan

Hasil dari penelitian geologi permukaan, analisa laboratorium, penelitian inti core kemudian digabungkan, dianalisa, dihitung cadangan mineral yang terkandung dalam area sekitar penelitian, dibuatlah perkiraan cadangan terukur, terindikasi, tereka, sesuai dengan tingkat kepercayaan sebagai ahli geologi yang melakukan evaluasi.

  • Perencanaan dan Desain Tambang

Perencanaan dan design tambang akan dibuat bila mineral timah hitam yang dimaksud dalam penelitian sudah dianggap layak untuk ditambang. Design tambag bisa dilakukan dengan metode tambang terbuka maupun tertutup (tambang bawah tanah), semua disesuaikan dengan kondisi perusahaan sebagai pertimbangan dalam melakukan pertimbangan kegiatan penambangan nantinya

Kegiatan Operasi Produksi

Operasi Produksi adalah kegiatan produksi untuk memperoleh mineral bijih timah hitam dan mineral pengikutnya berdasarkan studi kelayakan yang telah dibuat dan disetujui oleh pemerintah dalam rencana penambangan, bisa dengan tambang terbuka maupun dengan tambang bawah tanah.

Penambangan akan disesuaikan dengan rencana produksi yang setiap periodic akan dilaporkan ke kementrian ESDM mulai dari rencana kerja tahunan sekaligus hasil produksi setiap periodic produksi.

  • Pengolahan

Banyak metode yang akan diterapkan dalam pengolahan mineral bijih timah hitam yang diperoleh, tentunya semua akan mengacu pada aturan dan syarat-syarat pengolahan yang sudah menjadi ketentuan kementrian ESDM dalam pengolahan bahan galian mineral logam.

  • Pemasaran

“PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH HITAM INDONESIA“ sudah mempunyai mitra dan semua hasil pengolahan mineral bijih timah hitam akan diserap langsung oleh mitra yang berada di Negara Cina, Korea, Rusia, Taiwan, India dan Negara-negara yang membutuhkan.